Solana dan Solusinya untuk Perkembangan Dunia Blockchain

Solana Indonesia
3 min readFeb 26, 2021

--

Beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi blockchain tampak jauh dari titik surut. Bermula dari penerapannya dalam Bitcoin, kini jumlah proyek berbasis blockchain dan blockchain sendiri sudah tak dapat dihitung jari. Akan tetapi, di mana ada perkembangan, di situ ada tantangan.

Tantangan yang muncul dalam perkembangan blockchain juga beragam. Mulai dari permasalahan penskalaan, performa, kecepatan, atau elemen lain dalam sistem. Hal inilah yang menarik perhatian Anatoly Yakovenko dan tim untuk membangun Solana, blockchain yang berorientasi pada penskalaan tak terbatas untuk dunia.

Penskalaan, atau biasa disebut scalability, merupakan masalah krusial dalam dunia blockchain. Sebut saja Bitcoin, salah satu nama yang tidak asing bagi seluruh komunitas. Saat ini, Bitcoin, dengan Bitcoin SV (BSV), telah mencapai 9,000 transactions per second (TPS). Sebuah rekor yang bagus! Namun, apakah itu solusi?

Untuk membuat teknologi blockchain semakin adaptif pada kehidupan sehari-hari, perlu adanya ekspansi penskalaan yang signifikan. Solana hadir untuk mengatasi masalah ini. Sejak didirikan, Solana telah menyita banyak perhatian dengan TPS meraih angka 65,000, membuatnya fleksibel dan mampu memenuhi kebutuhan publik.

Selain itu, beberapa proyek bergelut dengan permasalahan yang sama: kecepatan. Performa blockchain dapat melambat setiap sebuah block baru diproduksi dengan muatan informasi yang sangat banyak. Faktor ini menghambat proses transaksi, bahkan membuat blockchain tidak sepadan dengan metode pembayaran konvensional.

Tak mau terperangkap dalam jurang yang sama, Solana mendobrak pasar dengan inovasi Proof of History (PoH). Dengan elemen ini, setiap validator akan memegang waktunya sendiri tanpa harus berdialog dengan validator lain seperti blockchain pada umumnya. Hal ini tentu akan membuat proses jauh lebih cepat.

Persoalan kecepatan lain dalam proyek-proyek blockchain juga terletak pada komputer yang tergabung di sebuah utas tunggal. Setelan seperti ini akan memperlambat pengolahan data karena terpusat pada satu titik tertentu. Oleh karena itu, Solana bekerja sebaliknya.

Solana membangun Sealavel, mesin proses transaksi yang dibuat paralel untuk penskalaan horizontal. Dengan inovasi ini, Solana menjadi satu-satunya blockchain yang mendukung eksekusi transaksi paralel dalam satu shard. Sistem ini akan memecah data ke beberapa pusat dan membuat proses berjalan dua kali lebih cepat.

Tak berhenti di situ, Solana juga membangun Gulf Stream untuk mencegah overload mempool dalam sebuah jaringan. Proyek-proyek besar seperti Bitcoin atau Ethereum memiliki 20.000–100.000 transaksi yang terjaring dalam mempool per detiknya. Namun, ukuran mempool yang tersedia tidak pasti dan cenderung terbatas.

Adanya persoalan izin juga menghambat finalisasi transaksi yang belum dikonfirmasi. Kasus ini membuat protocol bekerja lebih lama dan bisa kewalahan dengan mudah. Oleh karena itu, Solana menciptakan inovasi Gulf Stream yang dapat mewadahi mempool hingga 100.000 transaksi per detiknya.

Gulf Stream dapat memudahkan validator untuk mengeksekusi transaksi dalam waktu yang singkat, sekaligus mengurangi waktu konfirmasi yang dibutuhkan. Dengan ini, kebutuhan akan memori juga dapat berkurang dan membuat proses berjalan lebih lancar tanpa khuatir akan overload atau kewalahan.

Tantangan-tantangan dalam dunia blockchain terus berevolusi seiring berjalannya waktu. Dengan menghadirkan berbagai inovasi, mulai dari Proof of History (PoH, Sealevel, Gulf Stream, dan elemen-elemen lain, Solana telah berhasil membangun sebuah proyek yang kontributif untuk kelanjutan blockchain di seluruh dunia.

--

--

Solana Indonesia
Solana Indonesia

Written by Solana Indonesia

Pembaruan, pengumuman, dan penjelasan; Pelajari lebih lanjut tentang teknologi, validator, partner dan komunitas Solana.

No responses yet