Trading Aset Non-Native di Solana dengan Clone
Halo SOLdier! Artikel Solana Indonesia kembali lagi pada edisi terbaru di minggu ini dengan membahas proyek Clone, yakni duplikasi aset yang memiliki liquiditas tinggi. Clone berbeda dari protokol synthetic asset lainnya karena lebih memperhitungkan mekanisme trading yang lebih efisien dan skalabel. Alasannya karena hal tersebut dapat lebih berfokus pada token non-native dan mengadopsi strategi baru yang disebut Cloned asset (class) untuk mengatasi masalah lonjakan aktivitas di Solana dan kebutuhan aset yang signifikan untuk kegiatan trading.
Clone Protocol dibuat untuk mengatasi masalah kritis di Solana DeFi; yakni kurangnya likuiditas non-native token. Token non-native dalam konteks ini adalah token yang berasal dari blockchain selain Solana. Oleh karena itu, Clone membuat mesin likuiditas baru yang disebut Comet Liquidity System (CLS) untuk mengoptimalkan proses likuiditas token non-native ke Solana. Pendekatan baru ini memperkenalkan kelas aset baru ke ekosistem Solana DeFi: clone asset, atau clAssets. Dengan membuat lebih banyak aset non-native dapat diakses di Solana, Clone pintu gerbang bagi pengguna baru, memberikan mereka aset-aset familiar saat mereka menjelajahi ekosistem Solana untuk pertama kalinya. Sehingga akan ada lebih banyak aset dan pengguna Solana, serta dalam misi untuk mengembangkan ekosistem bersama.
Pendekatan Baru (CLS)
Dua aspek kunci dalam Clone antara lain:
Comet Liquidity System
CAMM
Comet Liquidity System (CLS)
SOLdier mungkin pernah mendengar tentang komet? Tahukah kalian, benda di luar angkasa yang sebenarnya tidak memiliki orbitnya sendiri dan terus mendekat ke matahari hingga akhirnya menjadi terlalu dekat dan hancur. Konsep Comet di CLS hampir sama. CLS terinspirasi oleh mekanisme concentrated liquidity milik Uniswaps V3. Jadi pengguna menyediakan likuiditas dalam kisaran harga tertentu, dan jika harga tetap dalam kisaran tersebut, maka pengguna akan memperoleh penghasilan; jika keluar dari harga yang telah ditetapkan, maka kalian bakal kehilangan pendapatan. Semakin dekat kisarannya, semakin tinggi hasilnya, dan sebaliknya.
Dengan CLS, LP dapat membuat Comet. Untuk melakukan hal ini, mereka perlu terlebih dahulu deposit sejumlah jaminan. Setelah itu, mereka memilih jumlah agunan dan kelompok aset yang ingin mereka pinjam untuk menyediakan likuiditas. Untuk membuat pembuatan Comet lebih mudah, jaminan akan diberikan menggunakan USDC di mainnet, memungkinkan pembuatan Comet atau LPing hanya menggunakan USDC.
Apa yang membuat CLS unik adalah fakta bahwa CLS memiliki margin silang, single-sided, dan memperkenalkan LPing dengan leverage. Artinya, daripada menyediakan concentrated liquidity ke pool tertentu, CLS mengizinkan LP menyediakan likuiditas hanya dengan menggunakan USDC dengan leverage di semua kumpulan aset yang dikloning secara bersamaan!
Clone AMM (cAMM)
Fakta bahwa CLS bersifat single-sided dan memiliki margin silang menandakan bahwa satu sumber agunan (USDC, misalnya) dapat mendukung likuiditas di beberapa kumpulan aset kelas secara bersamaan.
Inilah yang membantu membedakan cAMM dari kompetitor lainnya.
Meskipun AMM secara tradisional menetapkan harga dasar bergantung pada rasio dua aset dalam satu pool, sistem CLS yang saling terkait ini membuat cAMM secara dinamis memanfaatkan likuiditas tepat sebelum eksekusi perdagangan.
Demikian penjelasan mengenai Clone apabila SOLdier ingin mendapatkan informasi lebih lanjut seputar proyek ini, kalian bisa membuka website resminya di https://clone.so/, juga dapatkan update terbaru lewat laman twitter resmi di @CloneProtocol.